A.Fuadi Menginspirasi Kaum Muda Lewat Buku “531”
Kali
ini admin akan menceritakan sedikit synopsis dari buku karya A.Fuadi yang
sungguh luwar biasa. Pasti kalian bertanya kok A.fuadi bukunya “531” ???buku
apa itu?? Tenang teman 531 itu sengaja aku singkat hee “531” dari 3 seri buku
A.Fuadi yang berjudul Negeri 5 Menara,
Ranah 3 Warna dan yang satu lagi Rantau 1 Muara jadi aku singkat saja
“531”.
Ngomong-ngomong
soal buku A.fuadi itu menurut saya sangat luar biasa menginspirasi, dia mampu
menuliskan cerita yang membawa saya ikut berperan di buku A.Fuadi baik yang Negeri 5 Menara,Ranah 3 Warna,atau Rantau 1 Muara.
Kata-kata
di buku A.Fuadi sangat terniang-niang di fikiran saya, perjalanan
hidupnya,mimpi-mimpi besarnya serta perjuangan dia meraih mimpi besarnya
sangatlah luar biasa. Dari pada penasan so langsung saja saya bersinopsiskan
dengan bahasa saya sendri .
Negeri
5 Menara “Man Jadda Wajada”
Judul : Negeri 5 Menara
Karya : A.Fuadi
Halaman : 421
Penerbit : Gramedia Pustaka
Tahun Terbit :2009
Penulis | Ahmad Fuadi |
---|---|
Ilustrator | Doddy R. Nasution |
Seniman sampul | Slamet Mangindaan |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu |
Genre | Edukasi, Religi, Roman |
Penerbit | Gramedia (Jakarta) |
Tanggal terbit | Juli 2009 |
Halaman | 416 |
ISBN | 978-979-22-4861-6 |
link gmbar : http://id.wikipedia.org/wiki/Negeri_5_Menara
Novel
ini mencerita masa remaja anak yang bernama Alif Fikri. Awal ceritanya Alif Fikri adalah siswa berprestasi
dari Mts di Maninjau Bukuttinggi yang berhasil masuk 10 besar penerima nun
terbaik. Dengan prestasinya itu dia berkeinginan melanjutkan sekolah di SMA
Negri favorit di Maninjau bersama sahabatnya Randai. Alif Fikri tak ingin melanjutkan di sekolah Agama lagi dia
ingin melanjutkan sekolahnya di sekolah umum guna untuk mencapai cita-citanya
berkuliah di ITB jurusan Teknik Penerbangan abisi ingin sekolah di ITB
dikarenakan Alif Fikri ingin seperti B.J Habibie, tapi
dengan alasan keterbatasan biaya ditambah ibunya yang menginginkan Alif
jadi penerus Buya Hamka yang berguna bagi agama, membuat mimpi Alif
kandas. Ibunya Alif atau biasa di sebut Amak menginginkan anak lalki-laki
satu-satunya itu melanjutkan sekolah ke sekolah agama atau di pondok pesantren.
Permintaan Amak yang sangat besebrangan dengan mimpi Alif sempat membuatnya
marah dan mengurung diri di kamar selama 3 hari, tetapi setelah menerima surat
dari pamanya dari Mesir yang menceritakan temannya yang lulusan dari pondok
Madani mahir berbahasa Arab dan bahasa Inggris, dari cerita pamannya Alif mulai
tertarik untuk ke pondok Madani, dan akhirnya Alif memutuskan untuk meneruskan
pendidikannya ke Pondok Madani walau setengah hati. Akhirnya pada suatu hari
Alif di antar oleh Ayahnya untuk mendaftar dan mengikuti tes di Pondok Madani,
perantauan alif pun di mulai di Ponorogo, Jawa Timur. Di PM ia bertemu dnegan Raja
dari Medan
seorang orator yang hebat, Said Dari Surabaya.
Ia sangat terobsesi dengan bodybuilding dan mengidolakan Arnold Schwarznegger.
Dulmajid dari Sumenep,
Madura,
Seorang pemain bulutangkis,Atang
Dari Bandung,
Seorang yang mencintai seni
dan teater.Baso dari
Gowa,
Sulawesi.
Terkenal karena memori fotografis dan Bahasa Arab
yang fasih.
Di Pondok PM pun mereka berlima
berjuang bersama samapai pada suatu hari hukuman saling jewer akibat
terlambat berangkat ke Masjid, membuat Alif semakin dekat dengan Baso,
Atang, Said, Raja dan Dulmadjid. Kemudian pada suatu hari mereka sepakat untuk mencari
tempat khusus untuk belajar, berdikusi, dan menceritakan mimpi-mimpi mereka,
akhirnya dengan inisiatif dari Said mereka memutuskan tempat berkumpul
mereka adalah di bawah menara di depan masjid, karena seringnya mereka berkumpul
disitu akhirnya mereka mendapat julukan shahibul menara oleh
teman-temannya. Dan di bawah menara ini mereka saling bercerita mimpi-mimpinya
seperti Alif “yang ingin pergi ke benua Eropa tepatnya Amerika Serikat” serta
banyak mimpi-mimpi teman-temanya yang ingin pergi ke luar negeri, mereka selalu
bermimpi walau mereka tak tau bagaimana merealisasikannya. Dan novel ini
kemudian bercerita tentang suka-duka kehidupan mereka di dalam pesantren sambil
menceritakan mimpi mereka .
Cerita persahabatan yang sangat erat
antara mereka berlima juga semakin manis ketika hadinya tokoh Sarah perempuan
idaman para warga PM. Sarah yaitu anak dari salah satu kiyai PM. Selain itu
peraturan sangat ketat membuat lima sahabat ini semakin solid dengan kekuatan
yang di anut mereka berlima dari kata mutiara bahasa arab “Man Jadda Wajada”
yang di ajarkan di PM yang sangat menginspirasi kita bahwa siapapun yang
bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil.
Inti dari pesan yang diambil dari novel
in I adalah tentang mengejar mimpi. Jangan remehkan mimpi walau sekecil apapun
karna mimpi akan menjadi nyata dikala kita terus bertawakal dan berikhtiar
kepada Allah. Dengan mantra Man Jadda
Wajada tidak ada mimpi yang tidak bias direalisasikan karena Tuhan sungguh Maha
Melihat dan Mendengar.
Komentar:
Buku ini sangat menginspiratif tiap pembacanya karena menggunakan unsur
ekstrinsik dengan latar agama yang kental, menggiring para pembacanya untuk
sedikit-sedikit mengetahui bahasa arab. Juga pepatah arab yang sering kita dengar
juga direalisasikan oleh penulis. Gaya bahasa yang digunakan juga sederhana
sehingga memudahkan pembaca menangkap maksut pengarang . dan lagi- lagi novel
inspiratif ini membuat para pemimpi untuk terus bermimpi dan berjuang
untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu karena siapaun yang bersungguh-sungguh pasti
berhasil dan siapaun yang bersabar akan beruntung. Dan Admin juga sangat
terinspirasi dengan novel ini maka admin sarankan yang belum baca cepet baca!!!
Selanjutnya admin mau ngepos sinopsis Ranah 3 warna tunnggu aja....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar