Ini dia teman novel ke 2 dari A Fuadi yang udah katam aku baca, aku mau share sinopsis novel ini semoga bermanfaat yang penasaran ingin baca lengkap bukunya aku saranin cepet baca deh nyesel kalau tidak karna novel ini menginspirasi para remaja yang ingin meraih cita-citanya so ini dia sinopsisnya silakn membaca :)
sinopsis
novel ranah 3 warna
Identitas
novel “ranah 3 warna “
Judul : Negeri 5 Menara
Karya : A.Fuadi
Halaman : 421
Penerbit : Gramedia Pustaka
ISBN :978-979-22-4861-6
Selepas
lulus dari pondok Madani Alif pulang ke kampong halamanya dengan perasaan masih
galau mengenai jazah SMA nya karena Pondok Madani tidak mengeluarkan ijazah,
setelah ayahnya memastikan bahwa ia akan ikut test persamaan 2 bulan lagi. Sejak
saat itu alif berfikir keras bagaimana caranya ia bias mempelajari materi
pelajaran SMA dari kelas 1 sampai kelas 3 dalam kurun waktu 2 bulan. Kebetulan
saat itu Randai sedang libur kuliah. Hari Alif dan Randai memutuskan untuk
mengenang masa kecilnya di sebuah danau Randai dan Alif duduk di sebuah batu
besar sebesar gajah yang biasanya mereka
tempati untuk memancing ikan. Selang beberapa waktu randai sudah menarik
pancingannya untuk ketiga kalinya, sementara Alif sama sekali belum mendapatkan
satu ekor pun ikan. Hal itu membuat Alif semakin iri dengan Randai dan ia
berfikir “bahkan dalam hal memancing ikanpun randai tetap mengunggulinya” .
ditengah perang batinnya itu tiba-tiba saja Randai menanyakan masalah keinginan
Alif untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi negeri, Alif mencoba
menghibur dirinya dengan mengatakan ia akan mengikuti test seleksi masuk
perguruan tinggi negeri, namun Randai mematahkan harapan alif dengan meragukan
kemampuan Alif yang tidak memiliki ijazah SMA. Tanpa Randai sadari ternyata
ucapannya membuat Alif tersinggung dan marah lalu meninggalkan Randai sendirian
di atas batu besar itu. Dan Randai manggil-manggil Alif tapi Alif tak
menghiraukannya karna sangat terpukul dengan ucapan Randai yang menusuk hatinya.
Sejak kecil mereka memang sering berdebat mengenai suatu masalah, tapi setelah
itu mereka tetap berteman seperti biasa. Bagi Alif Randai adalah teman tapi
juga pesaingnya. Dan setelahkejadian di Danau Alif memutuskan belajar sekuat
tenaga untuk menghadapi ujian persamaan SMA dan mengikuti seleksi masuk
perguruan tinggi negeri. Tapi alif menyadari keterbatasannya dalam memahami
pelajaran-pelajaran yang tidak ia pelajari semasa di pondok madani dulu
akhirnya ia memita randai untuk mengajarinya. Tapi tetap saja pelajaran fisika
, matematika memang tidak mudah baginya, sampai pada suatu hari dimana Alif
meminta tolong Randai untuk mengajarinya Randai pun kesal mengajari alif yang
tidak kunjung bisa memahami apa yang di jelaskannya. Alif kembali tersinggung
dengan perkataan randai. Namun ia menyadari keterbatasannya memahami pelajaran
IPA tersebut, akhirnya ia meninggalkan mimpinya untuk bisa bersekolah di ITB
yang mengharuskan siswanya memahami ilmu IPA dan matematika. Akhirnya Alif
memutuskan mengambil jurusan IPS saja. Dia memutuskan belajar sendiri tanpa
bantuan Randai, dengan meminjam buku pelajaran dari temannya semasa SD alif
berjuang belajar sepanjang hari mengurung diri dikamar tanpa keluar kamar
keluar kamar hanya ke kamar mandi makan dan minum.Di saat dimana Alif merasakan
kejenuhan dia memutuskan untuk meleihat pertandingan sepak bola bersama ayahnya
dari situ Alif menemukan semangat dari tim Denmark yang bias menang walau
orang-orang menganggap underdog, layaknya Alif yang diremehkan oleh Randai di
bertekat untuk terus berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan bahwa dia biasa.
Dan pada suatu hari pengumuman pun tiba, alif lulus walau hanya dengan nilai
pas-pasan “6” alif kecewa tapi tetap mensyukurinya. Orang tua Alif senang
sekali mendapat kabar bahagia ini, karena itu tandanya peluang alif untuk masuk
PTN telah terbuka. Sekarang waktunya Alif memutuskan jurusan apa yang mau ia
pilih, Alif memutuskan memilih jurusan Hubungan internasional di UNPAD dan
setelah melalui beberapa test yang sangat menguras tenaga Alif akhirnya tibalah
pengumuman kelulusan PTN Alif dan Ayahnya menunggu bis yang membawa Koran pengumuman
itu tak berapa lama bi situ dating dan membawa kabar bahagia bahwa ALIF di
terima di UNPAD jurusan HI betapa senangnya Ayah dan Alif mereka pun langsung
bersujud. Alif dan keluarganya senang sekali karena meskipun bukan di ITB
setidaknya Alif tetap bisa kuliah di kota Bandung.
Alif dihadiahi sepatu kulit bewarna hitam oleh ayahnya yang ia berinama “Si
Hitam” ketika mau berangkat ke kota Bandung. Belakangan Alif tau bahwa sepatu
kulit itu dibeli dari hasil menjual motor bebek kesayangan ayahnya, melihat
pengorbanan Ayahnya yang sampai menjual si bebek motor kesayangan Ayahnya yang
setiap hari di elus-elus itu membuat alif semangat untuk belajar serius dan
menjadi yang terbaik di kampusnya. Pada hari keberangkatannya tiba-tiba saja
ayah sakit padahal yang Alif tau Ayah tidak pernah sakit ayah sangat kuat bahkan
dari saudara-saudara Ayah, Ayah Alif yang paling kuat tapi mendadak saat itu
Ayah sakit sehingga Alif berangkat tanpa diantar Ayahnya. Dengan uang yang
pas-pasan Alif bingung harus tinggal dimana, tetapi dengan kebaikan
Randai,Randaipun menawarkan untuk tinggal sementara di kosnya sampai Alif
mendapatkan tempat kos yang pas dengan uang yang ia miliki. Dan akhirnya Alif
memutuskan untuk tinggal sementara bersama Randai . Karena tidak kunjung
menemukan tempat yang cocok akhirnya Randai memutuskan mengajak alif tinggal
bersama dengan uang sewa yang di bagi dua, dengan begitu biaya yang di
keluarkan juga menjadi lebih hemat. Di depan kos mereka ada seorang wanita yang
menjadi idola di daerah itu, namanya Raisa. Raisa terkenal dengan kecantikan
juga keramahannya kepada orang lain. Raisa adalah mahasiswi padjajaran yang
diam-diam mulai di taksir oleh Alif.
Alif hidup di Bandung dengan uang yang selalu kurang. Bahkan kadang ia
bertanya-tanya kepada Tuhan mengapa cobaan hidupnya begitu berat, apalagi jika
ia membandingkan kehidupannya dengan Randai yang serba berkecukupan. Namun
semua pertanyaan itu ditepisnya dengan mantra yang ia dapat di PM dulu, “man shobaro zhafiro” begitulah
mantranya. Karena selalu kekurangan uang saku Alif memutuskan untuk bekerja,
akhirnya ia memutuskan untuk berguru kepada bang Togar yang tulisannya sering
di muat di koran lokal maupun nasional. Bang Togar mendidiknya dengan keras, sehingga
ketika 1 karya Alif di muat dikoran, Alif memutuskan untuk berguru kepada bang
togar karena tidak tahan dengan cara bang togar yang kejam.
Suatu hari Alif mendapat pesan dari Amak bahwa Ayahnya masuk rumah
sakit.Akhirnya Alif memutuskan untuk pulang. Sesampainya Alif disana ayahnya
mulai menunjukkan perkembangan kesehatan yang baik. Dan setelah 1 minggu Alif
pamit untuk pulang ke Bandung kepada ayah dan ibunya.Setelah disetujui Alif
menegmasi barangnya.Namun pagi –pagi sekali Amak pun membangunkannya dan
memberi tahu bahwa kondisi Ayah memburuk kembali. Setelah berpesan kepada Alif
bahwa ia harus menjadi lelaki yang mampu membela keluarga dan menjaga Amak dan
adik-adiknya, ayahnya meninggal dunia. Kejadian ini membuat Alif terpuruk dan
berfikir untuk berhenti kuliah, melupakan mimipi-mimpinya dan bekerja untuk
membiayai adik-adiknya. Namun Amak pun berhasil meyakinkan Alif bahwa Amak
mampu untuk membiayai kuliah dan sekolah adik-adiknya Alif berangkat ke Bandung
dengan tekad bahwa ia tidak boleh lagi meminta uang kepada Amak. Akhirnya
sesampainya di Bandung Alif mencari kerja apa saja untu membiayai kuliahnya. Sampai
dia rela bekerja paruh waktu untuk menjual produk produk kecanytikan seperti
parfum hingga suatu hari Alif merasakan lemah dengan penderitaan ekonominya
yang dialaminya ia tertimpa musibah dimana dia di rampok dan setelah di rampok
ia sakit beberapa minggu, tapi setelah itu dia menemukan semngat lagi bahwa ia
memtuskan untuk kembali menulis saja karena hasilnya lumayan untuk membiayai
kehidupannya sehari-hari
Alif memutuskan untuk kembali menemui Bang Togar dan belajar menulis
serius kepada Bang Togar. Awalnya bang togar marah tapi setelah alif
menceritakan bahwa ayahnya telah meninggal ,Bang Togar menerima Alif untuk
belajar bersamanya lagi. Setelah itu dalam beberapa bulan bebrapa tulisan Alif
mulai di muat di media-media massa setempat, hasilnya lumayan bisa membuat
memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan Alif bisa mengirimkan uang untuk Amak di
kampung. Namun suatu hari ada kejadian yang membuat Alif dan Randai harus
bertengkar hebat karena tiba-tiba saja komputer randai rusak setelah Alif
memakainya, sementara pagi itu Randai harus mengumpulkan tugas penting yang
hampir selesai ia kerjakan. Alif tersinggung dengan ucapanRandai tentang
komputernya yang rusak itu dan untuk beberapa waktu mereka tidak bertegur
meskipun tinggal sekamar.
Sejak kejadian itu akhirnya Alif memutuskan untuk pindah kos. Setelah kejadian
komputer rusak itu membuat hubungan antara ia dan Randai merenggang Alif
memutuskan untuk tidak lagi meminjam barang kepada orang. akhirnya ia di beri
komputer bekas Bang Togar walaupun gak gratis untuk mengerjakan
tulisan-tulisannya. Alif sangat sennag sekali dengan komputer pribadinya
tersebut.
Alif terus berfikir bagaimana ia bisa meraih impiannya untuk pergi ke Amerika .Suatu
hari ia pergi ke kampus menggunakan bus dan bertemu denga seorang wanita yang
terus cekikikan melihat foto-fotonya. Alif penasaran dan memberanikan dirinya
untuk bertanya. Wanita itu bernama Asti, ia menunjukkan foto-fotonya semasa di Kanada
dan menjelaskan bahwa ia ke Kanada dengan menggunakan beasiswa. Mendengar hal
itu Alif tertarik sekali dan menyadari kenapa selama ini ia tidak pernah mendengar
beasiswa semacam itu. Setelah diberi penjelasan oleh Mbak Asti tentang syarat
dan ketentuan untuk mendapatkan beasiswa tersebut Alif memutuskan untuk pergi
mendaftar ketempat yang telah ditunjukkan, dan betapa terkejutnya ia karena
ternyata Randai dan Raisa pun ternyata ikut mendaftar. Alif menyadari
saingannya berat, tetapi ia optomis dengan mantra “man jadda wajadaa”, dan
akhirnya ia samapai di tahap tes kemampuan seni. Tapi Alif menyadari bahkan
dulu Amak yang menjadi walikelasnya di masa SD sendiri memberi nilai merah di
raport nya karena Alif sama sekali tidak bisa menari apalagi bernyanyi.
Akhirnya Alif memutuskan menampilkan jurus silat yang pernah di pelajarinya di kampong
walau ia tak begitu ingat gerakannya akhirnya ia membuat gerakkan sendiri.
Alhasil ketika juri memutuskan langsung mendiskualifikasinya karena ia tidak
mempunyai bakat seni. Tapi sekuat tenaga Alif berhasil meyakinkan juri bahwa Indonesia
harus memiliki kemampuan bakat yang lain yang dapat diabnggakan bukan hanya di
bidang seni, Alif mengeluarkan beberpa macam tulisannya yang telah di muat di
koran-koran besar , akhirnya pada hari penentuan datang, Alif mendapat telfont
bahwa ia lulus, sedangkan Randai sebagai cadangan apabila ia tidak mau
berangkat ke Kanada. Setelah melakukan test kesehatan, mereka semua yang lulus
diberi latihan sebelum pergi ke Kanada. Pada hari pertama para penerima bea
siswa semua baris di lapangan untuk upacara, tapi ada kejadian lucu yang
membuat Alif harus menahan tawa. Ketika seorang berkumis tebal sedang
menyampaikan sambutan, tiba- tiba saja seorang dengan pede-nya melintas
ditengah lapangan dengan menyeret koper kuning terang dengan miniatur kapal di
tangannya, bahkan tanpa malu ia bertanya kepada sang penyampai sambutan dimana
tempat pelatihan orang yang mau berangkat ke Kanada. Setelah sebulan di
karantina Alif sempat mendapat kejutan untuk ulang tahunnya dengan mengatakan
ia tidak lulus tes kesehatan dan tidak bisa ikut ke luar negeri.
Akhirnya mereka berangkat ke Kanada dengan membawa barang-barang beserta buah
tangan yanga akan mereka bawa untuk orang tua angkat mereka di quebeck nanti.
Sebelum ke kanada, mereka turun di kota Yaman. Alif senang sekali, karena
bersama si hitam, sepatu pemberian ayahnya yang selalu menemaninya akhirnya
sekarang ia berada di benua yang berbeda, di kota dimana dulu rosullullah
pernah menginjakkan kakinya di tempat itu. Sebelum ke Kanada mereka di beri
kesempatan untuk berkeliling kota Yordan di Yaman. Disana sempat terjadi
insiden menengangkan, yaitu ketika ia dan rusdi hampir terjerembab ke jurang,
beruntung mereka selamat meski rombongannya harus menunda keberangkatan ke
kanada karena kaki Rusdi harus di gyps dan dirawat selama 3 hari.
Setelah Rusdi bisa berjalan mereka melanjutkan perjalanan ke Kanada, disana
mereka mendapat sambutan hangan oleh menteri hubungan nasional indonesia yang
ada di Kanada. Disana juga mereka dibagi partner untuk tinggal dan bekerja sama
dengan orang tua asuh yang sama. Alif mendapatkan pasangan yang bernama Franch,
seorang yang tidak mahir berbahasa inggris, tapi mereka mampu bekerja sama
dengan baik dengan saling membantu dalam berbahasa Franch belajar bahasa
inggris ke Alif sebaliknya Alif belajar bahasa sepanyol ke Franch. Mereka
mendapatkan orang tua asuh yang sederhana tapi merawat mereka seperti anak
mereka sendiri.
Alif sempat tidak menyangka dengan sepatu hitam pemberian ayah nya itu ia sudah
menapaki kaki di 3 benua yang berbeda. Tapi pada kenyatannya ia sekarang memang
tinggal di Kananda, melihat indahnya musim gugur yang berganti musim salju,
dengan provesi sebagai wartawan sebuah koran lokal di Queebec. Bahkan ia bisa
meraih medali emas yang disiapkan oleh program beasiswa mereka.
Komentar
: buku ini sangat menginspiratif sekali. Salah satu inspiratif yang menjadi
semakin berkobar di hati saya adalah ketika kita punya mimpi besar ,jangan
takut dan jangan ragu untuk menggapainya, karena jika kita mau berusaha dan
sungguh-sungguh, insyaallah semua mimpi kita bisa menjadi kenyataan.selalu ada
jalan selama kita memiliki kemauan yang kuat karna setiap niat baik pasti Allah
akan memberikan jalan Cerita yang di ceritakan juga menambah pengetahuan,
bahasa yang digunakan mudah dimengerti sehingga tidak jenuh ketika membacanya
dan deskripsi mengenai latarnya pun terasa hidup sehingga mengajak untuk
membayangkan suatu tempat yang indah yang berarti mengasah imajinasi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar