Pages

Kamis, 27 Februari 2014

Sinopsis Ranah 3 Warna


Ini dia teman novel ke 2 dari A Fuadi yang udah katam aku baca, aku mau share sinopsis novel ini semoga bermanfaat yang penasaran ingin baca lengkap bukunya aku saranin cepet baca deh nyesel kalau tidak karna novel ini menginspirasi para remaja yang ingin meraih cita-citanya so ini dia sinopsisnya silakn membaca :)

sinopsis novel ranah 3 warna
Identitas novel “ranah 3 warna “

Judul               : Negeri 5 Menara
Karya               : A.Fuadi
Halaman         : 421
Penerbit          : Gramedia Pustaka
Tahun Terbit : Januari 2011
ISBN               :978-979-22-4861-6
Cerita :
            Selepas lulus dari pondok Madani Alif pulang ke kampong halamanya dengan perasaan masih galau mengenai jazah SMA nya karena Pondok Madani tidak mengeluarkan ijazah, setelah ayahnya memastikan bahwa ia akan ikut test persamaan 2 bulan lagi. Sejak saat itu alif berfikir keras bagaimana caranya ia bias mempelajari materi pelajaran SMA dari kelas 1 sampai kelas 3 dalam kurun waktu 2 bulan. Kebetulan saat itu Randai sedang libur kuliah. Hari Alif dan Randai memutuskan untuk mengenang masa kecilnya di sebuah danau Randai dan Alif duduk di sebuah batu besar sebesar gajah yang biasanya mereka tempati untuk memancing ikan. Selang beberapa waktu randai sudah menarik pancingannya untuk ketiga kalinya, sementara Alif sama sekali belum mendapatkan satu ekor pun ikan. Hal itu membuat Alif semakin iri dengan  Randai dan ia berfikir “bahkan dalam hal memancing ikanpun randai tetap mengunggulinya” . ditengah perang batinnya itu tiba-tiba saja Randai menanyakan masalah keinginan Alif untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi negeri, Alif mencoba menghibur dirinya dengan mengatakan ia akan mengikuti test seleksi masuk perguruan tinggi negeri, namun Randai mematahkan harapan alif dengan meragukan kemampuan Alif yang tidak memiliki ijazah SMA. Tanpa Randai sadari ternyata ucapannya membuat Alif tersinggung dan marah lalu meninggalkan Randai sendirian di atas batu besar itu. Dan Randai manggil-manggil Alif tapi Alif tak menghiraukannya karna sangat terpukul dengan ucapan Randai yang menusuk hatinya.
            Sejak kecil mereka memang sering berdebat mengenai suatu masalah, tapi setelah itu mereka tetap berteman seperti biasa. Bagi Alif Randai adalah teman tapi juga pesaingnya. Dan setelahkejadian di Danau Alif memutuskan belajar sekuat tenaga untuk menghadapi ujian persamaan SMA dan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Tapi alif menyadari keterbatasannya dalam memahami pelajaran-pelajaran yang tidak ia pelajari semasa di pondok madani dulu akhirnya ia memita randai untuk mengajarinya. Tapi tetap saja pelajaran fisika , matematika memang tidak mudah baginya, sampai pada suatu hari dimana Alif meminta tolong Randai untuk mengajarinya Randai pun kesal mengajari alif yang tidak kunjung bisa memahami apa yang di jelaskannya. Alif kembali tersinggung dengan perkataan randai. Namun ia menyadari keterbatasannya memahami pelajaran IPA tersebut, akhirnya ia meninggalkan mimpinya untuk bisa bersekolah di ITB yang mengharuskan siswanya memahami ilmu IPA dan matematika. Akhirnya Alif memutuskan mengambil jurusan IPS saja. Dia memutuskan belajar sendiri tanpa bantuan Randai, dengan meminjam buku pelajaran dari temannya semasa SD alif berjuang belajar sepanjang hari mengurung diri dikamar tanpa keluar kamar keluar kamar hanya ke kamar mandi makan dan minum.Di saat dimana Alif merasakan kejenuhan dia memutuskan untuk meleihat pertandingan sepak bola bersama ayahnya dari situ Alif menemukan semangat dari tim Denmark yang bias menang walau orang-orang menganggap underdog, layaknya Alif yang diremehkan oleh Randai di bertekat untuk terus berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan bahwa dia biasa. Dan pada suatu hari pengumuman pun tiba, alif lulus walau hanya dengan nilai pas-pasan “6” alif kecewa tapi tetap mensyukurinya. Orang tua Alif senang sekali mendapat kabar bahagia ini, karena itu tandanya peluang alif untuk masuk PTN telah terbuka. Sekarang waktunya Alif memutuskan jurusan apa yang mau ia pilih, Alif memutuskan memilih jurusan Hubungan internasional di UNPAD dan setelah melalui beberapa test yang sangat menguras tenaga Alif akhirnya tibalah pengumuman kelulusan PTN Alif dan Ayahnya menunggu bis yang membawa Koran pengumuman itu tak berapa lama bi situ dating dan membawa kabar bahagia bahwa ALIF di terima di UNPAD jurusan HI betapa senangnya Ayah dan Alif mereka pun langsung bersujud. Alif dan keluarganya senang sekali karena meskipun bukan di ITB setidaknya Alif tetap bisa kuliah di kota Bandung.
            Alif dihadiahi sepatu kulit bewarna hitam oleh ayahnya yang ia berinama “Si Hitam” ketika mau berangkat ke kota Bandung. Belakangan Alif tau bahwa sepatu kulit itu dibeli dari hasil menjual motor bebek kesayangan ayahnya, melihat pengorbanan Ayahnya yang sampai menjual si bebek motor kesayangan Ayahnya yang setiap hari di elus-elus itu membuat alif semangat untuk belajar serius dan menjadi yang terbaik di kampusnya. Pada hari keberangkatannya tiba-tiba saja ayah sakit padahal yang Alif tau Ayah tidak pernah sakit ayah sangat kuat bahkan dari saudara-saudara Ayah, Ayah Alif yang paling kuat tapi mendadak saat itu Ayah sakit sehingga Alif berangkat tanpa diantar Ayahnya. Dengan uang yang pas-pasan Alif bingung harus tinggal dimana, tetapi dengan kebaikan Randai,Randaipun menawarkan untuk tinggal sementara di kosnya sampai Alif mendapatkan tempat kos yang pas dengan uang yang ia miliki. Dan akhirnya Alif memutuskan untuk tinggal sementara bersama Randai . Karena tidak kunjung menemukan tempat yang cocok akhirnya Randai memutuskan mengajak alif tinggal bersama dengan uang sewa yang di bagi dua, dengan begitu biaya yang di keluarkan juga menjadi lebih hemat. Di depan kos mereka ada seorang wanita yang menjadi idola di daerah itu, namanya Raisa. Raisa terkenal dengan kecantikan juga keramahannya kepada orang lain. Raisa adalah mahasiswi padjajaran yang diam-diam mulai di taksir oleh Alif.
            Alif hidup di Bandung dengan uang yang selalu kurang. Bahkan kadang ia bertanya-tanya kepada Tuhan mengapa cobaan hidupnya begitu berat, apalagi jika ia membandingkan kehidupannya dengan Randai yang serba berkecukupan. Namun semua pertanyaan itu ditepisnya dengan mantra yang ia dapat di PM dulu, “man shobaro zhafiro” begitulah mantranya. Karena selalu kekurangan uang saku Alif memutuskan untuk bekerja, akhirnya ia memutuskan untuk berguru kepada bang Togar yang tulisannya sering di muat di koran lokal maupun nasional. Bang Togar mendidiknya dengan keras, sehingga ketika 1 karya Alif di muat dikoran, Alif memutuskan untuk berguru kepada bang togar karena tidak tahan dengan cara bang togar yang kejam.
            Suatu hari Alif mendapat pesan dari Amak bahwa Ayahnya masuk rumah sakit.Akhirnya Alif memutuskan untuk pulang. Sesampainya Alif disana ayahnya mulai menunjukkan perkembangan kesehatan yang baik. Dan setelah 1 minggu Alif pamit untuk pulang ke Bandung kepada ayah dan ibunya.Setelah disetujui Alif menegmasi barangnya.Namun pagi –pagi sekali Amak pun membangunkannya dan memberi tahu bahwa kondisi Ayah memburuk kembali. Setelah berpesan kepada Alif bahwa ia harus menjadi lelaki yang mampu membela keluarga dan menjaga Amak dan adik-adiknya, ayahnya meninggal dunia. Kejadian ini membuat Alif terpuruk dan berfikir untuk berhenti kuliah, melupakan mimipi-mimpinya dan bekerja untuk membiayai adik-adiknya. Namun Amak pun berhasil meyakinkan Alif bahwa Amak mampu untuk membiayai kuliah dan sekolah adik-adiknya Alif berangkat ke Bandung dengan tekad bahwa ia tidak boleh lagi meminta uang kepada Amak. Akhirnya sesampainya di Bandung Alif mencari kerja apa saja untu membiayai kuliahnya. Sampai dia rela bekerja paruh waktu untuk menjual produk produk kecanytikan seperti parfum hingga suatu hari Alif merasakan lemah dengan penderitaan ekonominya yang dialaminya ia tertimpa musibah dimana dia di rampok dan setelah di rampok ia sakit beberapa minggu, tapi setelah itu dia menemukan semngat lagi bahwa ia memtuskan untuk kembali menulis saja karena hasilnya lumayan untuk membiayai kehidupannya sehari-hari
            Alif memutuskan untuk kembali menemui Bang Togar dan  belajar menulis serius kepada Bang Togar. Awalnya bang togar marah tapi setelah alif menceritakan bahwa ayahnya telah meninggal ,Bang Togar menerima Alif untuk belajar bersamanya lagi. Setelah itu dalam beberapa bulan bebrapa tulisan Alif mulai di muat di media-media massa setempat, hasilnya lumayan bisa membuat memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan Alif bisa mengirimkan uang untuk Amak di kampung. Namun suatu hari ada kejadian yang membuat Alif dan Randai harus bertengkar hebat karena tiba-tiba saja komputer randai rusak setelah Alif memakainya, sementara pagi itu Randai harus mengumpulkan tugas penting yang hampir selesai ia kerjakan. Alif tersinggung dengan ucapanRandai tentang komputernya yang rusak itu dan untuk beberapa waktu mereka tidak bertegur meskipun tinggal sekamar.
            Sejak kejadian itu akhirnya Alif memutuskan untuk pindah kos. Setelah kejadian komputer rusak itu membuat hubungan antara ia dan Randai merenggang Alif memutuskan untuk tidak lagi meminjam barang kepada orang. akhirnya ia di beri komputer bekas Bang Togar walaupun gak gratis untuk mengerjakan tulisan-tulisannya. Alif sangat sennag sekali dengan komputer pribadinya tersebut.
            Alif terus berfikir bagaimana ia bisa meraih impiannya untuk pergi ke Amerika .Suatu hari ia pergi ke kampus menggunakan bus dan bertemu denga seorang wanita yang terus cekikikan melihat foto-fotonya. Alif penasaran dan memberanikan dirinya untuk bertanya. Wanita itu bernama Asti, ia menunjukkan foto-fotonya semasa di Kanada dan menjelaskan bahwa ia ke Kanada dengan menggunakan beasiswa. Mendengar hal itu Alif tertarik sekali dan menyadari kenapa selama ini ia tidak pernah mendengar beasiswa semacam itu. Setelah diberi penjelasan oleh Mbak Asti tentang syarat dan ketentuan untuk mendapatkan beasiswa tersebut Alif memutuskan untuk pergi mendaftar ketempat yang telah ditunjukkan, dan betapa terkejutnya ia karena ternyata Randai dan Raisa pun ternyata ikut mendaftar. Alif menyadari saingannya berat, tetapi ia optomis dengan mantra “man jadda wajadaa”, dan akhirnya ia samapai di tahap tes kemampuan seni. Tapi Alif menyadari bahkan dulu Amak yang menjadi walikelasnya di masa SD sendiri memberi nilai merah di raport nya karena Alif sama sekali tidak bisa menari apalagi bernyanyi. Akhirnya Alif memutuskan menampilkan jurus silat yang pernah di pelajarinya di kampong walau ia tak begitu ingat gerakannya akhirnya ia membuat gerakkan sendiri. Alhasil ketika juri memutuskan langsung mendiskualifikasinya karena ia tidak mempunyai bakat seni. Tapi sekuat tenaga Alif berhasil meyakinkan juri bahwa Indonesia harus memiliki kemampuan bakat yang lain yang dapat diabnggakan bukan hanya di bidang seni, Alif mengeluarkan beberpa macam tulisannya yang telah di muat di koran-koran besar , akhirnya pada hari penentuan datang, Alif mendapat telfont bahwa ia lulus, sedangkan Randai sebagai cadangan apabila ia tidak mau berangkat ke Kanada. Setelah melakukan test kesehatan, mereka semua yang lulus diberi latihan sebelum pergi ke Kanada. Pada hari pertama para penerima bea siswa semua baris di lapangan untuk upacara, tapi ada kejadian lucu yang membuat Alif harus menahan tawa. Ketika seorang berkumis tebal sedang menyampaikan sambutan, tiba- tiba saja seorang dengan pede-nya melintas ditengah lapangan dengan menyeret koper kuning terang dengan miniatur kapal di tangannya, bahkan tanpa malu ia bertanya kepada sang penyampai sambutan dimana tempat pelatihan orang yang mau berangkat ke Kanada. Setelah sebulan di karantina Alif sempat mendapat kejutan untuk ulang tahunnya dengan mengatakan ia tidak lulus tes kesehatan dan tidak bisa ikut ke luar negeri.
            Akhirnya mereka berangkat ke Kanada dengan membawa barang-barang beserta buah tangan yanga akan mereka bawa untuk orang tua angkat mereka di quebeck nanti. Sebelum ke kanada, mereka turun di kota Yaman. Alif senang sekali, karena bersama si hitam, sepatu pemberian ayahnya yang selalu menemaninya akhirnya sekarang ia berada di benua yang berbeda, di kota dimana dulu rosullullah pernah menginjakkan kakinya di tempat itu. Sebelum ke Kanada mereka di beri kesempatan untuk berkeliling kota Yordan di Yaman. Disana sempat terjadi insiden menengangkan, yaitu ketika ia dan rusdi hampir terjerembab ke jurang, beruntung mereka selamat meski rombongannya harus menunda keberangkatan ke kanada karena kaki Rusdi harus di gyps dan dirawat selama 3 hari.
            Setelah Rusdi bisa berjalan mereka melanjutkan perjalanan ke Kanada, disana mereka mendapat sambutan hangan oleh menteri hubungan nasional indonesia yang ada di Kanada. Disana juga mereka dibagi partner untuk tinggal dan bekerja sama dengan orang tua asuh yang sama. Alif mendapatkan pasangan yang bernama Franch, seorang yang tidak mahir berbahasa inggris, tapi mereka mampu bekerja sama dengan baik dengan saling membantu dalam berbahasa Franch belajar bahasa inggris ke Alif sebaliknya Alif belajar bahasa sepanyol ke Franch. Mereka mendapatkan orang tua asuh yang sederhana tapi merawat mereka seperti anak mereka sendiri.
            Alif sempat tidak menyangka dengan sepatu hitam pemberian ayah nya itu ia sudah menapaki kaki di 3 benua yang berbeda. Tapi pada kenyatannya ia sekarang memang tinggal di Kananda, melihat indahnya musim gugur yang berganti musim salju, dengan provesi sebagai wartawan sebuah koran lokal di Queebec. Bahkan ia bisa meraih medali emas yang disiapkan oleh program beasiswa mereka.
Komentar : buku ini sangat menginspiratif sekali. Salah satu inspiratif yang menjadi semakin berkobar di hati saya adalah ketika kita punya mimpi besar ,jangan takut dan jangan ragu untuk menggapainya, karena jika kita mau berusaha dan sungguh-sungguh, insyaallah semua mimpi kita bisa menjadi kenyataan.selalu ada jalan selama kita memiliki kemauan yang kuat karna setiap niat baik pasti Allah akan memberikan jalan Cerita yang di ceritakan juga menambah pengetahuan, bahasa yang digunakan mudah dimengerti sehingga tidak jenuh ketika membacanya dan deskripsi mengenai latarnya pun terasa hidup sehingga mengajak  untuk membayangkan suatu tempat yang indah yang berarti mengasah imajinasi kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Sample text

Tak perlu pisau tajam untuk memotong kayu yang kita butuhkan adalah usaha,upaya dan kerja keras kita untuk memotong kayu sekali pun dengan "Pisau Tumpul"

Followers

Social Icons

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates